Be Strong Indonesia
Pertiwi Tak Akan Menangis Lagi
Tatap matanya memandangi luas hamparan langit yang telah gelap dan tak diterangi bintang atau pun bulan malam ini. Semilir angin yang bertiup menerbangkan rambutnya kian kemari. Ia masih berdiri dengan kedua tangan yang melipat di atas perut. Sesekali telapak tangan kanannya mengusap lengan kirinya, berharap muncul sedikit kehangatan. Di depannya, terhampar gulungan ombak yang sedikit demi sedikit mulai mereda. Ia menatap ke belakang, saat bisa ia dengar suara langkah kaki yang mengarah ke tempatnya berdiri.
“Ngapain di sini?” tanya orang itu yang tak lain adalah sahabatnya sendiri.
Ia hanya menggeleng tanpa kata dan kembali pada lamunannya. Sahabat laki-lakinya itu akhirnya hanya bisa berdiri yang juga tanpa kata-kata. Air mata itu jatuh kembali. Membasahi pipi gadis manis itu dengan sendirinya. Sontak sahabatnya terkejut melihat hal itu,”Kok malah nangis?”
Lagi-lagi ia hanya diam dan mengusap air mata itu dari ke dua pipinya hanya dengan telapak tangannya. Ia tersenyum, tipis sekali. Tak ada yang ia lakukan kecuali diam. Hanya diam. Bahkan ketika baru saja sahabatnya itu akan mengeluarkan kata-katanya, ia malah pergi entah ke mana.
“PERTIWI!” panggil laki-laki yang sudah tiga tahun ini menjadi sahabatnya dari tepi pantai. Gadis yang bernama Pertiwi itu tetap berjalan seolah tak mendengar teriakan sahabatnya. Pertiwi berjalan sembari menenteng ke dua alas kakinya. Ia berjalan menuju rumah mungilnya yang sekarang sudah tak bisa dikatakan sebagai rumah.
“Sebenarnya ada apa sih?” tanya laki-laki yang bernama Putra itu untuk ke dua kalinya. Kini Pertiwi menatap sahabatnya yang berdiri tepat di depannya.
“Nggak tau…..”
Putra Nampak kebingungan. Setelah tadi Pertiwi tak menjawab pertanyaannya, kini ia malah menjawab bahwa ia tidak tahu apa yang terjadi. Pertiwi memeluk kedua lututnya dengan kedua mata yang menatap Putra.
“Kita nggak boleh lama-lama di sini. Kita harus kembali ke sana,” Putra mengajak Pertiwi untuk beranjak dari tempat itu karena sudah mulai banyak orang-orang yang memanggil mereka dari kejauhan untuk segera meninggalkan tempat itu. Tapi Pertiwi terus diam dalam lamunannya.
“CEPAT KEMBALI! OMBAK AKAN SEMAKIN KENCANG!” teriakan itu semakin mendesak Putra. Ia terjepit di suasana ini. Di satu sisi teriakan orang-orang itu memang benar, tapi di sisi lain….sahabatnya tak mau ..........................
*
Eitsss...maaf! Cerita ini belum selesai teman-teman hehe. Nah kalo kalian mau baca lanjutannya silakan beli
‘Be Strong, Indonesia! #duabelas’
dengan cara ....
email ke: writers4indonesia@gmail.com ; subject: ‘Order Buku’, lalu tulis nama, alamat, no hp, order judul: (buku #xx), jumlah order;
• Harga perbuku: Rp 45.000,-
• Admin kami akan membalas email tsb beserta info pembayarannya.
TERIMA KASIH INDONESIA!
Comments
Post a Comment