Solo Trip Bali [Part 3]
Selamat datang di hari ke-3 saya di Bali!
Hari itu adalah hari yang lumayan padat untuk mengitari tempat-tempat wisata yang sudah saya rencanakan sebelumnya. Tentu saja, saya buka dengan segelas teh hangat dan breakfast di salah satu sudut kafe mungil di Jalan Hanoman, Ubud.
KAFE -- tempat yang ternyata tidak salah untuk dijadikan tempat melamun, menikmati suasana Ubud sambil sesekali menyantap menu breakfast yang saya pesan. Pagi itu, KAFE belum terlalu ramai. Hanya ada beberapa pengunjung yang masing-masing menikmati pesanannya.
Jangan takut untuk explore selama di Ubud kalau tidak menyewa kendaraan karena sekarang, sudah banyak transportasi online yang mudah dipesan. Berjalan kaki juga tidak masalah. Jalur pedestrian di beberapa tempat yang ramai wisatawan sudah cukup nyaman.
Saya kembali ke penginapan setelah puas berkeliling Jalan Hanoman di pagi hari. Barang-barang sudah disusun kembali ke dalam koper. Saya memastikan tidak ada yang tertinggal lalu bergegas meninggalkan penginapan sekaligus meninggalkan Ubud untuk melanjutkan perjalanan saya selama di Bali.
Saya dijemput oleh Pak Warto dari Perama Tours Bali. Saya memang sengaja menggunakan jasa transporstasi full day di hari ke-3 karena perjalanan saya akan cukup jauh : Ubud-Sanur & tempat-tempat pemberhentian lainnya. Puji Tuhan saya tidak salah pilih. Mobilnya bersih. Supirnya sopan, ramah, baik dan sangat cekatan. Pelayanan adminnya juga tidak kalah baiknya. Ini link https://www.peramatour.com/id/ jika teman-teman membutuhkan.
Tegalalang Rice Terrace
Ini bukan tempat pertama yang saya kunjungi hari itu karena sebelumnya saya mampir membeli oleh-oleh di Ubud Market. Tidak ada dokumentasi karena terlalu asik melihat dan memilih barang-barang khas Bali. Mulai dari tas rotan, baju barong sampai boneka kayu.
Tegalalang Rice Terrace adalah salah satu tempat yang ingin sekali saya datangi sejak beberapa tahun lalu ketika sering sekali dibicarakan oleh banyak orang. Pagi ini akhirnya saya punya kesempatan untuk melihat dan mengabadikan keindahan Tegalalang Rice Terrace. Untuk melihatnya, kita harus membayar Rp 10.000,- / satu orang. Sebenarnya, pengunjung bisa turun ke bawah untuk melihat lebih dekat tetapi karena jadwal perjalanan yang masih panjang, saya hanya berdiri di atas & menikmati pemandangan yang sangat indah itu. Saya juga ditemani Pak Warto dan penjaga Tegalalang Rice Terrace selama melihat kesekeliling.
Perjalanan kedua selanjutnya adalah the one & only Pura Tirta Empul Tampak Siring.
Pura Tirta Empul Tampak Siring
Yang paling terkenal dari Pura Tirta Empul Tampak Siring adalah kegiatan Melukat. I don't even know the spesific things about it. Mungkin lebih baik digali sendiri informasinya. Yang jelas, melihat orang-orang Melukat cukup membuat hati adem. Entah karena apa. Tapi sejak dulu, pergi ke Pura Tirta Empul Tampak Siring untuk melihat ritual Melukat selalu jadi daya tarik tersendiri secara pribadi. Ada ketenangan dalam ritual Melukat.
Perjalanan dilanjut ke tempat berikutnya. Sebelumnya saya mampir di warung makan sederhana di pinggir jalan menuju Penglipuran. Of course Desa Wisata Penglipuran adalah tujuannya.
Desa Wisata Penglipuran
Ini adalah perjalanan yang paling menyenangkan selama berkeliling dari satu tempat ke tempat lainnya di Bali. Siang itu walau pun matahari sedang berada di atas kepala, semangat saya menyusuri dari atas sampai ke bawah dan kembali lagi ke tempat awal tidak sekali pun menurun. Di sana, saya tidak banyak mengambil gambar. Saya sibuk memperhatikan warga sekitar yang sedang berkumpul, beribadah bahkan berjualan. Setiap lelah, saya mampir ke tempat jualan mereka. Minum air dingin sampai beli kain Bali. Percayalah semuanya sangat ramah. Saya sampai dijelaskan banyak hal soal Bali, soal kehidupan mereka dan soal bagaimana hidup berubah belakangan ini akibat pandemi. Dari Desa Wisata Penglipuran, saya membawa selendang merah jambu dari sebuah toko mungil milik ibu paruh baya. Siang itu, hati saya rasanya full.
Perjalanan hari ke-3 berakhir di Artotel Sanur. Jujur hari itu adalah perjalanan yang sangat padat. Badan rasanya lumayan remuk. Beruntung saya tiba di Artotel Sanur sebelum malam. Penginapan ini juga rekomendasi untuk bermalam di Sanur. Lokasinya sangat strategis. Hanya lima menit jalan kaki menuju Pantai Sanur. Kamarnya juga bersih. Pelayanannya baik. Belum lagi, makanan di restonya juga sangat enak! Kalau suasananya, tentu tidak diragukan. So artsy!
Hari ke-3 berakhir dengan gurat senja dari balik jendela kamar. Walau pun lelah tapi mimpi itu rasanya sudah dekat -- bahkan sudah dalam genggaman.
Comments
Post a Comment